
Aku tak kuasa menahan semuanya
sendiri, aku ingin berbagi kisah rindu ini dengan mu. Aku ingin berbagi pundak
dengan mu, sedikit pelukan bukankah mampu merubah segalanya? Aku ingin pelukan
itu...
Sebelumnya pernah ku coba untuk
mencoba pergi menjauh darimu dan aku berhasil, namun itu tak berangsur lama. Semakin
aku berhasil melupakanmu ternyata semakin terperosoklah aku dalam ingatan
tentang mu. Kenapa kamu begitu menjerat setiap sisi lekukan hati ku? Kenapa kamu
tak pernah sedikit pun membiarkan aku berasumsi dengan yang lain?
Aku ingin!! Ingin bahagia, dengan
utuh. Bukan bahagia yang setengah-setengah seperti ini. Bukan bahagia yang
membuat ku terluka tanpa sengaja seperti ini. Seperti palsu namun kenyataannya
aku bahagia. Mungkin ini yang disebut munafik, perasaan yang selalu membuat aku
tersenyum namun selanjutnya membuat aku menangis tak terkira.
Sejujurnya ini hanya sedikit
kataku selama aku merindukan mu, rindu yang tercampur aduk dengan perasaan
benci, cinta, dan sayang. Ku ingin temu! Temu yang mungkin akan memperjelas
semua keadaan ini. Temu yang membuat aku bahagia karena melihatmu walaupun ku
tahu temu tak akan mungkin mendekam selamanya. Namun kurasa, sedikit lebih baik
daripada tidak sama sekali dalam mencintai seseorang.
Rinduku terangkai hingga
beratus-ratus kata, benci ku terangkai hingga ku kehabisan kata-kata, cintaku
terangkai hingga ku tak bisa berkata-kata. Sebegitu tak jelaskah perasaan ku
ketika sedang memikirkan mu. Aku tak pernah bisa mengatur sedikit perasaanku
saat kau mulai terlintas diotak ku. Kamu lah, si sukses yang membuat otak ku
merasakan hal-hal tak karuan.
Untukmu, rinduku bertaburan
diatas pena bertinta hitam. Aku rindu kamu manusia berinisal ‘Y’. Terima kasih
untuk sebuah adamu selama ini yang mampu menuliskan sebuah cerita-cerita baru
untuk hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar