Senin, 05 November 2012

untuk kamu dari pena tentang rindu



Hei objek favoritku, ternyata memang benar kaulah selama ini pemilik hati ini. Memang benar selama ini kaulah penyejuk hati ini. Tapi kali ini kemana kamu? Seminggu telah berlalu namun kabarmu tak kunjung jua menghamipiri ku. Aku merindukan mu, merindukan sosokmu yang selalu hadir membawa kehangatan tersendiri bagi hatiku. Ternyata jarak yang memisahkan kita cukup membuat bentangan rindu yang hadir dalam diri ini semakin merajut bertambah pesat.

Aku tak kuasa menahan semuanya sendiri, aku ingin berbagi kisah rindu ini dengan mu. Aku ingin berbagi pundak dengan mu, sedikit pelukan bukankah mampu merubah segalanya? Aku ingin pelukan itu...
Sebelumnya pernah ku coba untuk mencoba pergi menjauh darimu dan aku berhasil, namun itu tak berangsur lama. Semakin aku berhasil melupakanmu ternyata semakin terperosoklah aku dalam ingatan tentang mu. Kenapa kamu begitu menjerat setiap sisi lekukan hati ku? Kenapa kamu tak pernah sedikit pun membiarkan aku berasumsi dengan yang lain?

Aku ingin!! Ingin bahagia, dengan utuh. Bukan bahagia yang setengah-setengah seperti ini. Bukan bahagia yang membuat ku terluka tanpa sengaja seperti ini. Seperti palsu namun kenyataannya aku bahagia. Mungkin ini yang disebut munafik, perasaan yang selalu membuat aku tersenyum namun selanjutnya membuat aku menangis tak terkira.

Sejujurnya ini hanya sedikit kataku selama aku merindukan mu, rindu yang tercampur aduk dengan perasaan benci, cinta, dan sayang. Ku ingin temu! Temu yang mungkin akan memperjelas semua keadaan ini. Temu yang membuat aku bahagia karena melihatmu walaupun ku tahu temu tak akan mungkin mendekam selamanya. Namun kurasa, sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali dalam mencintai seseorang.

Rinduku terangkai hingga beratus-ratus kata, benci ku terangkai hingga ku kehabisan kata-kata, cintaku terangkai hingga ku tak bisa berkata-kata. Sebegitu tak jelaskah perasaan ku ketika sedang memikirkan mu. Aku tak pernah bisa mengatur sedikit perasaanku saat kau mulai terlintas diotak ku. Kamu lah, si sukses yang membuat otak ku merasakan hal-hal tak karuan.

Untukmu, rinduku bertaburan diatas pena bertinta hitam. Aku rindu kamu manusia berinisal ‘Y’. Terima kasih untuk sebuah adamu selama ini yang mampu menuliskan sebuah cerita-cerita baru untuk hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar