Sabtu, 28 Juli 2012

Seandainya

Seharusnya aku menyadari, sorot matamu berubah semenjak hal itu terjadi. Jujur aku sangat membenci hari itu. Hari dimana dirimu menolongku, asal kau tahu sadar atau tidak itu adalah pertolongan terakhirmu untukku.
Kini aku menyukaimu terlalu dalam, melebihi perasaan ku sebelumnya namun dirimu...kurasa aku tak perlu mengatakan akan perasaan mu. Karena kau yang lebih tau tentang hal itu, kenapa? Kau berubah? Kini kau menyukai ku?

Sepertinya itu adalah anganku yang tak mungkin kau katakan.

Kau tak akan pernah menyesal atas pilihanmu itu, karena sesungguhnya kau tak pernah memilih satu pilihan apapun untuk menjawab perasaanku. Jauh dari pilihan itu, kau pun tak pernah menyadari tentang perasaanku bukan?
Aku, perasaanku, mimpiku, khayalku selama 2 tahun ini yang terajut untuk menunggumu membalas perasaan ku.

Aku tak mau berpikiran munafik yang hanya berterima kasih kalau misalnya kau mengetahui perasaanku, aku menginginkan lebih, lebih dari rasa terima kasih.
Tapi sekarang...........
Semua seperti palsu, dan semua seperti menyalahkan aku tentang perasaan ini.
Apa? Apa yang mesti disalahkan atas aku? Berperang untuk memperebutkan mu saja aku belum melakukannya. Jangankan berperang, berharap lebih agar aku bisa bersatu dengan mu saja aku belum melakukannya.
Apa sekarang kalian bisa menyalahkan aku?
Ya....aku memang selalu salah.

Seandainya, dulu kau lebih mengenalku dan aku benar-benar mengutarakan isi hati ini. Kurasa semua menjadi lebih baik.
Seandainya, kau tak pernah meninggalkan dia yang lebih dulu dan hingga akhirnya kini kau sendiri sepertinya aku tak akan berani memulai langkah pertama. Dan kurasa aku akan bahagia menunggumu seperti dulu.
Seandainya, aku tak memiliki perasaan ini apa kau masih tetap melihatku dengan tatapan itu? Tatapan angkuh seakan kau tak melihat keberadaanku yang sangat dekat denganmu.

Kurasa tidak, kau pasti akan bersikap tiga ratus enam puluh derajat berbeda dibanding sikap yang sekarang.
Meskipun iya, aku tidak akan pernah barbalik dan menyesali hal ini ataupun mencoba mencari jalan keluar dari bayang-bayang tentang dirimu. Karena ini adalah hal terindah sekalipun hal menyakitkan yang bisa kuperbuat terakhir untukmu.


Coretan tulisan ini untukmu, untuk dirimu yang selalu menatap namun tak pernah berbicara untukku...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar