Jumat, 28 September 2012

Kenyataan begitu rapuh, bagiku...



Kenyataannya meskipun bersamamu kurasa aku tidak pernah memilikimu, seutuhnya. Terlihat jelas batasan-batasan yang kau buat antara aku dan kamu. Aku merasa diawal hal ini wajar-wajar saja sampai akhirnya kini aku tersadar, ternyata memang benar hatimu tak seutuhnya menyukaiku. Guratan itu semakin jelas terlihat sekarang, dan aku merasakan tamparan yang cukup hebat tamparan yang menyadarkanku kalau dirimu bukanlah hal yang seharusnya kuharapkan.
Aku seperti tersengat listrik million watt, setelah mengerti maksudmu selama ini. Air mata seperti terserap habis, dan aku benar-benar tak habis pikir kenyataan yang kuterima kali ini begitu menyakiti perasaanku. Membuatku terlempar ke masa lalu dimana aku dulu mengharapkanmu begitu besarnya, kemudian mendapatkanmu dengan usahaku yang terbilang cukup sulit. Seharusnya aku merasakan kejanggalan kenapa kau bisa menyukaiku juga, timbal balik yang begitu indah bukan? Ya, kalau memang benar. Kenyataannya! Itu bukan timbal balik melainkan hal lain yang membunuh perasaanku perlahan.
Bodohnya aku, bodoh, bodoh! Aku harusnya sadar dari awal, atau mungkin harusnya aku bisa merasakan sesuatu yang sedikit menjanggal tentang ini. Larangan-larangan yang kau buat, permintaan-permintaan konyolmu yang harus terpenuhi. Aku kira itu caramu melindungiku, ternyata....
Semuanya berjalan cukup lamanya dan aku tak merasakan apa-apa. Sebenaranya aku merasakan sesuatu, tapi perasaan itu bukanlah perasaan curiga melainkan perasaanku yang semakin menyukaimu semakin menyayangimu. Begitu tersiksanya diriku setelah mengetahui hal ini, perasaan rapuhku kembali seperti dulu.
Kehilangan harap,kehilangan petunjuk arah, kehilangan dan kehilangan. Segalanya seperti hilang aku merasa hidupku hampa dalam hitungan detik untuk selamanya. Khayalanku, harapanku, mimpiku, kenapa itu semua tidak bisa berlangsung selamanya? secepat inikah semuanya harus berakhir?
Kadang aku benci kenapa memiliki perasaan yang sangat peka, sensitif dan teman-temannya. Itu semua semakin membuat aku rapuh, rapuh dihadapanmu. Begitu bahagianyakah kamu kali ini? pergi dan bisa menjauh tanpa ada perhatian dariku lagi. Sejak awal memang seharusnya aku hanya bisa mencintaimu dalam diam.
Kini statusku kembali seperti dulu, melihatmu, mengharapkanmu, dan memimpikan semua kegiatan yang aku inginkan bersamamu hanya dalam khayalan. Karena kini, aku kembali bernapas tanpamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar