Sebegitu mudahkah kau menilai
seluruh jerih payahku, ini tentang perasaan. Setidaknya hargailah apa yang
telah kubuat untukmu meskupin ini terlihat mudah. Tapi apapun yang kulakukan
untukmu tak pernah terlihat mudah, semua sulit. Sulit bagiku membuang waktu
dengan sia-sia menunggu kau yang tak ada sedikitpun penjelasannya.
Apa dimatamu aku selalu melakukan
hal yang buruk? Apa semua hal yang ku lakukan tak pernah ada sedikit harganya
dimatamu? Seburuk itukah kelakuanku dimatamu? Aku ingin tau dari mana cara
pandangmu melihatku? Atau mungkin penglihatanmu saja yang terlalu istimewa
sampai tidak bisa melihat sedikit pun pengorbananku..
Kau tidak pernah menghargai
sedikitpun usahaku karena kau tidak pernah menganggap ku ada. Sedikitpun kau
tak pernah melihatku ada diposisi yang benar, kau selalu mengetahui posisiku
disaat aku salah. Sedikit saja aku melakukan kesalahan kau selalu mengatakan
“Aku kecewa”, bukankah wajar seorang manusia melakukan kesalahan? Aku seorang
manusia dan bukan malaikat ataupun Tuhan yang sempurna yang tidak melakukan
kesalahan sedikitpun. Dan bukannya aku sudah sering meminta maaf atas
kesalahanku, dan bukankah hal itu cukup sepele untuk dipermasalahkan. Kurasa
memang kau yang ingin mencari setiap seluk-beluk keburukanku agar kau bisa
menyalahkanku terus menerus, dan kesalahan itu bisa kau gunakan sebagai alasan
untuk menjauhi ku.
Seberapa besar kekecewaanmu
padaku tak akan mampu menandingi besarnya rasa tulusku padamu, tak mampu
menandingi seberapa besar harapanku padamu. Kau pikir aku tak pernah kecewa
pada mu? Aku selalu kecewa padamu, selalu! Disaat harapanku tak dianggap, aku
kecewa. Disaat mimpiku tak pernah kau rangkul, aku kecewa. Disaat kau tak
pernah melihat pengorbananku, aku kecewa. Kecewa, kecewa, dan kecewa. Tapi, kau
segalanya bagiku kau harapan terindah ku walaupun kosong, kau mimpi-mimpi terpendamku..
apa iya aku harus terus membicarakan kekecewaan padamu? Kurasa itu tak akan
selesai lebih baik membungkamnya daripada harus mengatakan yang sejujurnya.
Menurutku melihat kau saja rasa
kecewa ku bisa terhapuskan, jadi untuk apa aku harus terus membicarakan
kekecewaan kalau kau tetap bisa ku lihat. Pikirku, mungkin aku yang terlalu
kekanak-kanakan sehingga aku selalu salah dimatamu. Atau mungkin aku yang
terlalu bodoh, hal seperti itu selalu membuatmu kecewa terus-menerus. Aku yang
terlalu buta sehingga tak pernah melihat keinginan kau yang sebenernya, otakku
yang terlalu lamban berfikir dalam menangkap sinyal anganmu. Dan mungkin aku
yang terlalu telat dalam memahamimu.
Namun sepertinya kini ku sadar,
apapun yang aku lakukan tak akan ada artinya dihadapan mu dikedua tatapan bola
matamu. Kau selalu mencari setiap kesalahan dari diriku, entah karena hal apa.
Mungkin karena kau tak mengerti bagaimana posisiku, atau mungkin karena memang
kau ingin menjadikan setiap kesalahanku sebagai umpan. aku akan tetap bertahan
dalam keadaan ini dalam diam. Kini aku sudah menyerah atas dirimu, silakan kau
pergi meneruskan hidupmu dengan siapapun aku akan melihatnya dengan bahagia.
Misalnya pun nanti kau lupa padaku akupun tetap bahagia, karena jelas disini
aku masih mengingatmu.
Terkadang jika kita terlalu mencintai seseorang
kita akan membiarkannya selalu salah paham,
daripada menceritakan kenyataan yang terjadi
kita akan membiarkannya selalu salah paham,
daripada menceritakan kenyataan yang terjadi
Karena itu akan semakin membuatnya terluka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar