Kamu mengajari aku untuk meninggalkan sesuatu yang sangat
aku sayangi. Kamu mengajari aku untuk membuang sesuatu yang sangat aku
butuhkan. Dan, kamu mengajari aku menyimpan rasa sakit yang tidak akan pernah
terobati.
Lebih dari semuanya telah aku relakan kepadamu. Tapi kenapa
selalu air mata yang kau sisakan untuk ku? Tak cukup kah engkau mengikis habis
hatiku untuk mencintaimu tanpa ada pembalasan? Tak cukup kah engaku
memporak-porandakan hati ini hingga tak tersisa satu kepingan pun untuk ku
jaga? Ini hatiku, ini milikku tapi kenapa dengan mudahnya kau menghancurkannya?
Masih kah engaku mengatakan kata-kata egois kepadaku setelah engkau melihat keadaan sebenarnya yang terjadi padaku?
Masih kah engaku mengatakan kata-kata egois kepadaku setelah engkau melihat keadaan sebenarnya yang terjadi padaku?
Aku bukan wanita munafik yang meminta belas kasihan darimu.
Aku hanya membutuhkan dirimu dan pundakmu saja dalam menemaniku. Menemani
hatiku, jiwaku, dan kebahagiaan ku yang mungkin masih tersisa sedikit disini.
Aku, kini sudah tak berdaya. Semua yang kumiliki telah
direnggut oleh perasaan ini, perasaan tak berbalas. Perasaan yang tak kunjung
membuahkan hasil, perasaan yang sampai kapan pun hanya menghasilkan kehampaan
dan jauh dari kenyataan.
Mungkin aku sudah terlalu tak waras, disetiap rindu yang kau
torehkan aku hanya bisa memejamkan mata. Dan, tentu saja senyuman manis itu
akan selalu ada dan muncul jelas didepan kedua bola mataku. Senyuman terindah
darimu.
Aku mampu hidup tanpa bayang-bayangmu, aku mampu bernapas
tanpa harus melihat sosokmu, dan aku mampu tersenyum tanpa harus ada kau. Tapi,
hatiku tak mampu melakukan hal itu dan logika ku selalu kalah dalam hal ini.
Mungkin ini karena pikiranku sudah terkunci oleh perasaan terdalam ini.
Mungkin benar, hanya kekuatan doa yang benar-benar bisa
membuat kita bersama. Tidak seperti dulu, karena kita dulu tidak pernah
bersama. Aku hanya menjadi persinggahan untukmu, persinggahan yang tak istimewa
dan khusus untuk dirimu. Seperti benda yang tak layak pakai aku hanya mampu
menjadi yang kedua bagi hatimu dan dirimu.
Mencintaimu membuat aku berkarya atas apapun, mencintaimu
membuat aku terdiam dan hening dalam setiap keadaan, dan mencintaimu membuat
aku lebih dekat kepada Tuhan. Aku beruntung bisa mencintaimu meskipun tak ada
timbal balik atas perasaan itu sedikit pun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar